Harian foormusique.biz

foormusique.biz: Yenny Wahid Dulu Diusulkan Duet dengan Ganjar Kini Dilirik Jadi Cawapres Anies


Untung99 menawarkan beragam permainan yang menarik, termasuk slot online, poker, roulette, blackjack, dan taruhan olahraga langsung. Dengan koleksi permainan yang lengkap dan terus diperbarui, pemain memiliki banyak pilihan untuk menjaga kegembiraan mereka. Selain itu, Untung99 juga menyediakan bonus dan promosi menarik yang meningkatkan peluang kemenangan dan memberikan nilai tambah kepada pemain.

Berikut adalah artikel atau berita tentang Harian foormusique.biz dengan judul foormusique.biz: Yenny Wahid Dulu Diusulkan Duet dengan Ganjar Kini Dilirik Jadi Cawapres Anies yang telah tayang di foormusique.biz terimakasih telah menyimak. Bila ada masukan atau komplain mengenai artikel berikut silahkan hubungi email kami di [email protected], Terimakasih.

JAKARTA, KOMPAS.com – Sosok Yenny Wahid rupanya menarik perhatian sejumlah partai politik. Beberapa kali, nama putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu masuk ke bursa calon wakil presiden (cawapres) Pemilu 2024.

Yenny pernah diusulkan sebagai bakal cawapres pendamping bakal calon presiden (capres) PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo. Belakangan, Yenny digadang-gadang berduet dengan bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan.

Lantas, seberapa besar peluang Yenny untuk menjadi calon RI-2? Apakah Yenny bakal digandeng Ganjar, atau justru Anies?

Baca juga: Yenny Wahid Terkejut Dipasangkan dengan Ganjar oleh PSI untuk Pilpres 2024

Cawapres Ganjar

Nama Yenny diusulkan menjadi bakal cawapres Ganjar oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Dukungan itu diumumkan PSI pada awal Oktober 2022 lalu, jauh sebelum Ganjar dideklarasikan sebagai bakal capres PDI-P.

Seperti diketahui, Ganjar resmi diumumkan sebagai bakal capres yang akan diusung PDI-P untuk Pemilu 2024 pada 21 April 2023 kemarin.

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, saat itu menyebut, nama Yenny diusulkan partainya sebagai bakal cawapres Ganjar karena kualitas kepribadiannya.

“Untuk calon wakil presiden, PSI memilih Zannuba Ariffah Wahid atau akrab dipanggil Mbak Yenny Wahid. Kami menilai Mbak Yenny mempunyai kualitas pribadi mumpuni,” kata Grace dalam konferensi pers, Senin (3/10/2022).

Grace mengatakan, sebagai tokoh perempuan Islam, Yenny dihormati karena pemikiran dan kontribusinya dalam gerakan sosial. Yenny juga dinilai PSI konsisten melanjutkan perjuangan ayahnya dalam mewujudkan Indonesia yang adil dan toleran.

“Inilah pasangan yang didorong oleh PSI menjadi calon presiden dan wakil presiden 2024 untuk mewujudkan Indonesia sebagai negeri yang adil dan toleran,” kata Grace.

Duet dengan Anies

Baru-baru ini, nama Yenny diusulkan jadi cawapres pendamping Anies Baswedan. Ide itu digagas Partai Nasdem, satu dari tiga partai anggota Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali menilai, Yenny punya latar belakang mumpuni untuk bersanding dengan Anies pada pemilihan presiden mendatang.

Baca juga: Nasdem Nilai Yenny Wahid Bakal Tambah Dukungan Suara untuk Anies

“Saya secara pribadi akan sangat bahagia jika Anies memilih dia, karena bukan lagi mandat saya sebagai wakil ketua umum partai, mandat itu ada sama Mas Anies,” ujar Ali kepada Kompas.com, Jumat (23/6/2023).

“Tapi sekali lagi, sebagai seorang sahabat dari Yenny, saya akan mengatakan sangat bahagia jika dia dipilih Anies jadi calon wakil presiden,” sambung dia.

Sebagai putri Gus Dur, Yenny dinilai mewarisi pemikiran ayahnya yang menjunjung tinggi pluralisme. Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga dianggap punya wawasan kebangsaan global dan sosok yang mewakili Nahdlatul Ulama (NU).

“Memiliki kemampuan berdiplomasi yang luar biasa, dia mewakili gender, dia bisa kita katakan mewakili Nahdlatul Ulama karena di darah dia mengalir darah pendiri Nahdlatul Ulama,” ujar Ali.

Meski menyerahkan keputusan pemilihan bakal cawapres pada Anies, menurut Ali, Yenny bisa menjadi figur pelengkap untuk memikat konstituen.

“Sehingga, naif kalau kita katakan Yenny Wahid itu tidak menjadi salah satu orang yang dipandang pantas mendampingi Mas Anies,” tuturnya.

Namun demikian, gagasan Nasdem tampaknya tak disambut baik oleh Demokrat, anggota Koalisi Perubahan lainnya. Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengingatkan Nasdem untuk mematuhi perjanjian pembentukan Koalisi Perubahan soal penentuan cawapres.

“Silakan kalau yang lain mau bahas-bahas cawapres. Tapi, kalau Demokrat sudah tuntas, sudah final, kita sudah tanda tangan piagam, sudah kita serahkan (penentuan bakal cawapres) pada Mas Anies. Sudah clear, kita dukung,” ujar Herzaky kepada Kompas.com, Jumat (23/6/2023).

Herzaky mengatakan, saat ini Anies sudah mengantongi satu nama bakal cawapres. Namun, nama itu masih dirahasiakan dari publik. Menurutnya, keputusan Anies soal bakal cawapres tersebut mesti dihormati oleh semua pihak di internal Koalisi Perubahan.

“Kalau Mas Anies sudah memilih, janganlah diganggu-ganggu, jangan dijegal-jegal, jangan diotak-atik. Biarkan Mas Anies dong,” katanya.

Baca juga: Cawapres Anies Diumumkan Usai Pulang Haji, Yenny Wahid Masuk Bursa?

Kata Yenny

Saat diusulkan PSI sebagai bakal cawapres Ganjar pada Oktober lalu, Yenny mengaku terkejut.

“Saya cukup terkejut dengan pengumuman PSI yang menominasikan saya untuk mendampingi Mas Ganjar,” kata Yenny kepada Kompas.com pada Rabu (5/10/2022).

Meski demikian, ia mengaku berterima kasih karena dirinya dianggap dipercaya untuk mengemban amanah tersebut.

“Saya tentu berterimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan. Intinya, kalau orang Jawa bilang, ora rumongso namung nerimo ing pandum (tidak merasa, tapi siap menerima kenyataan),” ujar perempuan bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh ini.

Namun, terkait namanya yang belakangan diusulkan sebagai cawapres Anies, hingga kini Yenny belum memberikan tanggapan.

Peluang

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, sosok Yenny Wahid cukup berpeluang untuk menjadi cawapres Pemilu 2024, terutama buat Anies Baswedan.

Sebab, sejauh ini, sosok calon pemimpin perempuan tampaknya belum masuk dalam radar cawapres Ganjar Pranowo.

PDI-P telah mengungkap tujuh dari sepuluh nama kandidat cawapres Ganjar. Dari nama-nama itu, tak ada sosok Yenny.

Ketujuhnya yakni Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

“Yenny mewakili elemen kekuatan politik perempuan yang tampaknya tidak ada dalam radar pembacaan potensi cawapres di lingkaran Ganjar maupun Prabowo Subianto,” kata Umam kepada Kompas.com, Selasa (27/6/2023).

Menurut Umam, sosok Yenny yang dekat dengan kalangan Nahdlatul Ulama (NU) juga menjadi nilai tambah. Yenny dinilai bisa menjadi penyeimbang buat Anies yang kerap dicitrakan dekat dengan kelompok konservatif.

“Yenny bisa merepresentasikan elemen kekuatan Nahdlatul Ulama (NU) yang mewakili karakter Islam moderat dan nasionalisme-religius, yang bisa dimanfaatkan Anies untuk menepis tudingan kedekatan dengan Islam konservatif,” ujar Umam.

Baca juga: PKS Sebut Usulan Yenny Wahid Jadi Cawapres Anies Sudah Ada Sejak Awal

Namun demikian, menurut Umam, wacana menjodohkan Yenny sebagai cawapres Anies memiliki sejumlah tantangan. Pertama, basis dukungan partai.

Seperti diketahui, Anies didukung oleh tiga partai politik yang tergabung dalam Koalisi Perubahan yakni Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Demokrat dan PKS sebelumnya telah mengusulkan nama cawapres yang tak lain merupakan kader partai masing-masing. Sementara, Yenny bukan kader dua partai tersebut ataupun kader Nasdem.

Persoalan lainnya, elektabilitas Yenny juga masih terbatas. Tingkat elektoral keduanya di klasemen cawapres berada di papan bawah.

Sehingga, mencawapreskan Yenny kemungkinan hanya akan menguatkan suara pemilih di Jawa Timur, namun melemah di daerah-daerah lain, terutama di luar Pulau Jawa.

Baca juga: Giring Yakin Ganjar dan Yenny Wahid Bisa Lanjutkan Cita-cita Jokowi

Meski begitu, Umam meyakini, bakal cawapres yang kelak dipilih Anies ialah sosok yang memenuhi syarat yang telah disepakati Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Selama Anies belum mendeklarasikan calon pendampingnya, Yenny Wahid ataupun nama lain punya peluang yang sama buat jadi calon RI-2.

“Menilik dokumen piagam yang dimiliki Koalisi Perubahan, Anies menetapkan beberapa syarat bagi cawapres yang akan mendampinginya, mulai dari kontribusi pemenangan yang ditunjukkan melalui tingkat elektabilitas, rendahnya kerentanan, dukungan soliditas koalisi yang direpresentasikan dalam kekuatan jaringan partai politik, termasuk tentunya aspek ideologis, jaringan non-partai politik, logistik dan lainnya,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.